Rabu, 20 Maret 2013


Analisa SWOT
SWOT terdiri dari :
S          : STRENGHT (kekuatan) Adalah segala hal yang dibutuhkan pada kondisi yang sifatnya internal agar kegiatan kegiatan organisasi berjalan maksimal
W         : WEAKNESS (kelemahan) Adalah terdapatnya kelemahan pada kondisi internal yang berakibat kegiatan organisasi tidak dapat berjalan maksimal
            O         : OPORTUNITY (kesempatan) Adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif
            T          : THREAT (ancaman) adalah pengaruh lingkungan luar yang negatif
Analisis swot adalah suatu instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bias dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka. SWOT ini biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk melakukan sesuatu, sebagai contoh, program kerja.

  Matrix strategi

Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor SWOT diatas ditetapkan strategi-strategi seperti di bawah ini:

Description: file:///E:/MAFTUHA_files/bego.jpg

Contoh aplikasi analisis SWOT untuk menjadi yang terbaik :
KEKUATAN (STRENGHT)
Ø      Dukungan dari kedua orang tua
Ø      Memiliki semangad yang tinggi
Ø      berusaha keras
Ø      cepat bertindak dalam melaksanakan praktek kebidanan
Ø      mampu berlaku sopan
v      KELEMAHAN (WEAKNESS)
Ø         Kurang percaya diri bila berhadapn dengan senior
Ø         mudah pesimis bila gag ada support
Ø         masih mmbutuhkan bantuan dalam bertindak
v      KESEMPATAN (OPPORTUNITY)
Ø      Kurangnya bidan desa
Ø      Banyak lulusan tenaga kesehatan dari rekan keluarga
Ø      Adanya dukungan dari kedua orang tua

v      ANCAMAN (THREAT)
Ø      Banyaknya lulusan kebidanan
Ø      Banyak bidan senior yang lebih berpengalaman
Ø      Banyak  persaingan dari lulusan2 AKBID




Rabu, 13 Maret 2013

Mutu merupakan kepuasan bagi setiap konsumen. Pemberi jasa juga merasa puas jika konsumen puas dengan pelayanan yang diberikan. Dewasa ini, karena pengaruh dari Globalisasi banyak orang yang menginginkan pelayanan dengan mutu yang berkualitas, terlebih dalam bidang kesehatan. Apalagi ditunjang dengan adanya progam pemerintah yang memberlakukan ASKES dan JAMPERSAL untuk masyarakat kurang mampu, tak ayal, banyak dari mereka menggunakan fasilitas pemerintah ini dengan sebaik-baiknya untuk melakukan pengobatan ke institusi yang lebih bermutu dari pada hanya menggandalkan obat yang terjual bebas di pasaran tanpa resep dokter bahkan dosis tertentu. Nah, ini lah tugas kita sebagai tenang kesehatan yang memberikan pelayanan, bagaimana cara kita untuk bersaing dengan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan.

Terwujudnya kesadaan sehat merupakn kehendak semua pihak. Tidak hanya orang-per orang atau keluarga, akan tetapi juga oleh kelompok dan bahkanoleh seluruh anggota masyarakat. Adapun yang dimaksudkan dengan sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU No 23 tahun 1992)

Kesehatan dipandang sebagai sumber daya yang memberikan kemampuan pada individu, kelompok, dan masyarakat untuk menungkatkan kemampuan mengelola bahkan merubah pola hidup, kebiasaan dan lingkungan. Hal ini sesuai dengan arah pembangunan kesehatan kita yang meninggalkan paradigma sehat, dalam rangka menuju Indonesia sehat 2010 ( Ahmad Djojosugitjo 2001)

Tujuan pelayanan kesehatan adalah tercapainya derajat kesehatan  masyarakat yang memuaskan harapan dan kebutuhan derajat masyarakat, melalui[elayanan yang efektif  oleh pemberi pelayanan yang memuaskan harapan dan kebutuhan pemberi pelayanan, pada institusi pelayanan yang diselenggarakan secara efisien. Interaksi ketiga pilar utama pelayanan kesehatan yang serasi, merupakan panduan dari kepuasan tiga pihak, dan ini merupakan pelayanan kesehatan yang memuaskan (Ahmad Djojosugitjo)

Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan adalah langkah terpenting untuk meningkatkan daya saing usaha Indonesia di sektor kesehatan. (Ahmad Djojosugitjo 2001)

Bergagai fakta menunjukkan adanya masalah seriun dalam mutu pelayanan kesehatan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena belum adanya sistem pengendali mutu yang terbaik yang diterapkan. (Laksono 2005)

Upaya peningkatan mutu adalah aksomia yang lemah capaian individunya, pada umumnya mencerminkan kegagalan sistem atau ketidakmampuan dari suatu organisasi memandang dan mengimprovisasikan sistem jaminan mutu.(Sulastomo,2006)

Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan.(Sudarwanto, 1995)

Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin. Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa kesehatan utama dimana setiaprumah sakit bertanggung gugat terhadap penerima jasa pelayanan kesehatan.(Ely Nurachma, 2007)

Dari beberapa penyataan diatas, kita dapat menarik kesimpulan bawasanya kita harus meningkatkan mutu pelayanan demi memberikan kepuasan pada klien. Karna semakin berkembangnya jaman masyarakat akan semakin mengerti tentang betapa pentingnya kesehatan dan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik, aman, dan terjamin.


Senin, 11 Maret 2013

1. Koleris => orang yang selalu ingin menjadi penguasa, cenderung menggunakan otak kiri, senang di sanjung

2. Flekmatis => gampang dibohongi, tidak terlalu menuntut
,
3. Melankolis => sedikit menggunakan otak kiri, cenderung menggunakan otak kanan mudah tersinggung, cenderung menyukai seni, mereka akan senang jika kita kita simpati dan empati

4. Sanguinis => ingin di kenal

hi guys, buat kalian-kalian yang doyan masak memasak, pasti sering kan mengolah ikan???
kadang kala ikan yang akan kita olah masih bebau amis, untuk mengatasi bau amis itu dengan cara memberikan air perasan ceruk nipis atau lemon, tp kalau untuk membuang racun yang terdapat pada ikan yang udah terkontaminasi zat-zat yang berbahaya, yuk share

caranya :
1. buang kotoran ikan dengan cara menarik insangnya, tp ingat jangan di belah
2. buang sisiknya
3. cuci pada air mengalir

ü  Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa yang mengandung pengertian pemenuan rasa aman atau pemenuhah kebutuhan para pengguna. Dengan kata lain, Mutu = kepuasan, kecocokan, keinginan, atau tingkat kesempurnaan setiap orang.
ü  Mutu adalah tingkat kesempurnaan dan penampilan sesuatu yang sudah diamati ( Wnston Dictionary, 1956 )
ü  Mutu Kebidanan adalah tingkat kesempurnaan pelayanan kebidanan yang dapat menimbulkan kepuasaan klien dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi kebidanan yang telah ditetapkan.
ü  Selain itu mutu pelayanan kesehatan diartikan berbeda sebagai berikut:
1.      Menurut pasien/ masyarakat empati , menghargai, dan tanggap sesuai dengan kebutuhan dan ramah.
2.      Menurut petugas kesehatan adalah bebas melakukan segala sesuatu secara profesional sesuai dengan ilmu pengetahuan, keterampilan , dan peralatan yang memenuhi standar.
3.      Menurut manajer / administrator adalah mendorong manager untuk mengatur staf dan pasien/ masyarakat yang baik.
4.      Menurut yayasan atau pemilik adalah menuntut pemilik agar memiliki tenaga profesional yang bermutu dan cukup.
ü  STANDAR MUTU PELAYANAN KEBIDANAN

Diatur dalam KEPMENKES NO 938/ MENKES/ SK/VIII/2007
Tujuan
1.      Sebagai acuan dan landasan dalam melaksanakan tindakan atau kegiatan dalam lingkup tanggung awab Bidan.
2.      Mendukung terlaksananya asuhan kebidanan berkualitas.
3.      Parameter tingkat kualitas dan keberhasilan asuhan yg diberikan Bidan.
4.      Perlindungan hukum bagi Bidan, dan klien / pasien.
Ruang Lingkup
}  Asuhan kebidanan pada ibu hamil
}  Asuhan kebidanan pada ibu bersalin
}  Asuhan kebidanan pada ibu nifas
}  Asuhan pada bayi
}  Asuhan pada anak balita sehat
}  Asuhan pada masa reproduksi


Program menjaga mutu tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan standar, karena kegiatan pokok program tersebut adalah menetapkan masalah, menetapkan penyebab masalah,menetapkan masalah, menetapkan cara penyelesaian masalah,menilai hasil dan saran perbaikan yang harus selalu mengacu kepada standar yang telah ditetapkan sebelumnya sebagai alat menuju terjaminnya mutu.
Pengertian standar itu sendiri sangat beragam, di antaranya :
  • Standar adalah sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau mutu.
  • Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan.
  • Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal, atau disebut pula sebagai kisaran variasi yang masih dapat diterima (Clinical Practice Guideline, 1990).

Jenis standar sesuai dengan unsur-unsur yang terdapat dalam unsur-unsur program menjaga mutu, dan peranan yang dimiliki tersebut. Secara umum standar program menjaga mutu dapat dibedakan :
1.      Standar persyaratan minimal
Adalah yang menunjuk pada keadaan minimal yang harus dipenuhi untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yang dibedakan dalam :
ü  Standar masukan
Dalam standar masukan yang diperlukan untuk minimal terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yaitu jenis, jumlah, dan kualifikasi/spesifikasi tenaga pelaksana sarana,peralatan, dana (modal).
ü  Standar lingkungan
Dalam standar lingkungan ditetapkan persyaratan minimal unsur lingkungan yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu yakni garis-garis besar kebijakan program, pola organisasi serta sistem manajemen yang harus dipatuhi oleh semua pelaksana.
ü  Standar proses
Dalam standar proses ditetapkan persyaratan minimal unsur proses yang harus dilakukan untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yakni tindakan medis, keperawatan dan non medis (standard of conduct), karena baik dan tidaknya mutu pelayanan sangat ditentukan oleh kesesuaian tindakan dengan standar proses.
ü  Standar keluaran
Adalah yang menunjuk pada penampilan (performance) pelayanan kesehatan. Penampilan ada 2 macam :
ü  Penampilan aspek medis pelayanan kesehatan
ü  Penampilan aspek non medis pelayanan kesehatan
Bila kedua standar pelayan ini tidak sesuai dengan yang ditetapkan maka pelayanan tidak akan bermutu.

2.      Standar penampilan minimal
Yang dimaksud dengan standar penampilan minimal adalah yang menunjuk pada penampilan pelayanan kesehatan yang masih dapat diterima. Standar ini karena menunjuk pada unsur keluaran maka sering disebut dengan standar keluaran atau standar penampilan (Standard of Performance).
Untuk mengetahui apakah mutu pelayanan yang diselenggarakan masih dalam batas-batas kewajaran, maka perlu ditetapkan standar keluaran. Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan maka keempat standar tersebut perlu dipantau, dan dinilai secara obyektif serta berkesinambungan. Bila ditemukan penyimpangan perlu segera diperbaiki.
Ruang lingkup Standar Pelayanan Kebidanan :.                                                

Standar Pelayanan umum :
Standar 1   :  Persiapan untuk kehidupan keluarga
Standar 2   : Pencatatan dan pelaporan

Standar Pelayanan Antenatal :
Standar 3   :  Identifikasi ibu hamil
Standar 4   : Pemeriksaan dan pemantauan
Standar 5   : Palpasi abdominal
Standar 6   : Pengelolaan anemia pada ibu hamil
Standar 7   : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Standar 8   : Persiapan persalinan

Standar Pelayanan Persalinan :
Standar 9   : Asuhan persalinan kala I
Standar 10 :  Persalinan kala II yang aman
Standar 11 : Penatalaksanaan Aktif persalinan kala III
Standar 12 : Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomy

Standar Pelayanan Nifas :
Standar 13 : Perawatan bayi baru lahir
Standar 14 : Penanganan pada 2 jam pertama setelah persalinan
Standar 15 : Pelayanan bagi ibu dan bayi pad masa nifas

Standar Pelayanan kegawatdaruratan obstetri-neonatal :
Standar 16 : Penanganan perdarahan dalam kehamilan pada trimester III
Standar 17 : Penanganan kegawatan pada eklampsia
Standar 18 : Penanganan kegawatan pada partus lama/ macet
Standar 19 : Persalinan dengan menggunakan vacum ekstraktor
Standar 20 : Penanganan retensio plasenta
Standar 21 : Perdarahan perdarahan postpartum primer
Standar 22 : Penanganan perdarahan postpartum sekunder
Standar 23 : Penanganan sepsis puerperalis
Standar 24 : Penanganan asfiksia neonatorum

PENILAIAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN, meliputi :
ü  Berdasar konsep siklus PDCA :
·         P = Plan
Yaitu merencanakan perubahan atau pengujian (bernilai terbaik). Merencanakan perbaikan dan pengumpulan data secara berkesinambungan:
ü  Apa yang diperbaiki
ü  Siapa yang terlibat
ü  Kapan dilaksanakan
ü  Dimana dilaksanakan
ü  Bagaimana caranya
ü  Ke arah mana goalnya
·         D = Do
Yaitu melaksanakan perubahan atau pengujian (sesuai standar terkini). Melaksanakan perubahan berdasarkan rencana yang ditetapkan :
ü  Siapa yang melaksanakan perubahan
ü  Kapan dilaksanakan perubahan
ü  Sarana apa saja yang dibutuhkan
ü  Bagaimana mekanisme pelaksanaan
ü  Lokasi mana sebagai uji coba
·         C = Check
Yaitu mengamati pengaruh perubahan (berdasarkan penelitian). Mengamati pengaruh perubahan :
ü  Apa pelaksanaan telah sesuai rencana
ü  Apakah proses perubahan perlu perbaikan ditinjau dari klien
ü  Faktor apa yang mendukung
ü  Faktor apa yang menghambat
ü  Perubahan dari sisi mutu pelayanan
·         A = Action
Yaitu bertindak berdasarkan apa yang dipelajari. Bertindak berdasarkan hasil evaluasi dan lanjutan perbaikan proses :
ü  Melihat hasil dari Check
ü  Menetapkan mekanisme perubahan
ü  Menentukan protap terkini
ü  Menentukan sasaran perubahan
ü  Advokasi perubahan
ü  Penilaian berkelanjutan 

ü  .      Lihat sasaran penilaian
·         Observasi : dengan mengamati pada saat pelayanan atau uji kompetensi dengan model atau phantom.
·         Wawancara : dengan diskusi, tanya jawab, cek pemahaman,dan sebagainya.
·         Dokumen  : melihat rekam medik, register, buku catatan.

Menurut Lori Di Prete Brown, faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan meliputi :

ü  Kompetensi teknik (Technical Competence),
ü  Akses terhadap pelayanan (Technical Competence)
ü  efektifitas pelayanan (Effectiveness)
ü  hubungan antar manusia (Interpersonal relations)
ü  kelangsungan pelayanan (Continuity of care)
ü  keamanan pelayanan (Safety)
ü  kenyamanan pelayanan (Amenities)
ü  ketepatan waktu (Timeless)









 
Copyright (c) 2010 wafafajarmaftuhah. Design by Wordpress Themes.

Themes Lovers, Download Blogger Templates And Blogger Templates.